Rabu, 30 November 2016

Kepompong

   Berawal dari keterasingan, kumulai perjalananku hingga dapat di terima menjadi bagian dari mereka. Semua penuh proses panjang yang melelahkan dan berbuah manis nan indah. Siapa yang menyangka dari 'kamu' berganti menjadi 'kita' dan kini sebentar lagi akan menjadi 'kami'

   Tapi semua masih dalam sebuah proses yg Inshaa Allah pasti! mudah-mudahan mimpi itu jadi nyata, biar Allah yang men-ridhoi dan kita menjalani, karena Butuh jutaan kali ulat merayap sebelum bisa terbang menjadi kupu-kupu.

   Allah SWT tahu rencana setiap hambanya. Sekecil apapun itu, baik atau buruk. Apalagi jika rencana itu mengenai penyempurnaan Agama. Membuat sesuatu yang mengindikasikan haram menjadi sesuatu perbuatan Halal dan lumbung pahala jika kita mengerti makna dan hakekatnya.

   Mudah-mudahan yang berawal dari 'KAMU' menjadi 'KITA' dan kini jadi 'KAMI' Terwujud dalam ikatan suci karena ALLAH SWT.

   Di penghujung nanti Inshaa Allah HASIL tidak akan mengecewakan PROSES. :-)

Sabtu, 19 November 2016

Ana Uhibbuka Fillah!

Zai200910
   Ada pepatah mengatakan "Cinta itu menguatkan, bukan melemahkan". mungkin? tapi hal itu tidak berlaku padaku di waktu itu, si pemuda polos yang masih tak punya apa-apa untuk di banggakan dan hanya bermodalkan cinta dan kasih sayang yang tulus dan ikhlas. Tapi dengan modal itu aku denganya tetap bahagia, hari-hari selalu kita lewati bersama penuh canda, tawa hingga sedih. Dengan keterbatasan yang ku miliki tak menyurutkanku untuk membahagiakannya, banyak hal-hal yang indah terukir di kala itu dan mungkin masih terpatri dalam hati atau mungkin telah mati bersama mimpi.

   Karena cinta aku berusaha, karena cinta aku berjuang, dengan semangat yang selalu di berikannya membuatku selalu bersemangat untuk memperjuangkan dan berharap bisa melanjutkan dan mengukir kisah cinta kita berdua. Karena rasa sayangku kepadanya sehingga aku bekerja mengumpulkan setiap hasil dari tetesan keringatku untuk bisa suatu saat nanti datang melamarnya.

   Hingga tiba masa itu. ku beranikan bertandang ke rumahnya. Dengan bangga ku utarakan niat baikku kepada orangtuanya untuk mempersunting anak gadisnya. Akan tetapi cinta di kalahkan oleh adat, tabungan hasil jerih payahku untuk melamarnya belum memenuhi syarat dengan permintaan yang masih belum bisa ku sanggupi, akan tetapi karena cinta aku berusaha untuk mencari dan memenuhi syarat-syarat yang di ajukan kepadaku untuk mempersunting gadis yang selama ini aku cintai.

Az2011
   Dan suatu ketika, kabar burukpun menimpahku. Hayatiku ingin di lamar dengan pemuda pilihan orangtuanya. Serasa sesak mendengarnya, aku yang di rantau saat itu hanya bisa meratap dan tak bisa lagi membendung butiran bening yang jatuh dari kelopak mataku. Hanya karena pemuda yang ingin melamarnya itu telah memenuhi bahkan lebih dari permintaan orangtua gadis yang saat itu aku sayangi. seperti ranting kering di padang gersang yang di sambar petir di siang bolong, pedih, perih, tapi aku tak bisa berteriak karena hati ini telah sesak di penuhi kekecewaan yang mendalam.

Az201112
   Dalam hati ikhlas ku relakan Hayatiku di persunting oleh Azis yang memiliki segalanya, sekali lagi karena adat cinta hanyalah tong sampah. Dengan besar hati aku datang di pesta yang penuh kelabu itu, tatapan nanar darinya membuatku pilu. "Selamat, jaga baik-baik gadis yang berada di sampingmu ini, jangan pernah kau sakiti dia, sedikitpun...". Kalimat terakhirku sebelum beranjak di pelaminan nan megah itu... yah, tanpaku...

Z060412
   Aku masih ingat kalimat terakhirnya sebelum duduk di singgahsana pelaminan yang telah terangkai begitu megah oleh orangtuanya. "Ku hanya ingin kamu menjadikanku sebagai sahabatmu atau kamu anggapku sebagai adikmu, hanya itu permintaanku tidak lebih dari itu dan hanya sebatas itu..". Dan kini  hari-hari kulewati sendiri, hingga musim silih berganti. Ku nikmati setiap hembusan angin mammiri di Pantai Losari, hembusannya menyejukkanku dan menghilang bersama ombak yang menghempaskan karang di pinggir lautan.

   Semenjak kejadian itu, kisah silam yang telah usam itu, aku sudah tidak percaya lagi dengan cinta. Memory yang telah lama aku simpan di dasar sanubariku yang terdalam itu tiba-tiba saja muncul kembali di permukan tatkala film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang di adaptasi dari Novel dengan judul yang sama gubahan Kyai Buya Hamka yang di terbitkan pada tahun 1939.

   Tak sengaja akupun tersenyum dengan mata berkaca-kaca, mengingat kisahku beberapah tahun silam. Dalam hati ini bergumam, "Aku tahu rasanya jadi Zainuddin, maka dari itu aku tidak akan menjadi Azis yang merampas cinta Hayati". Karena di dunia nyata aku pernah jadi Zainuddin.

  
Z2016
      Lupakan sakitnya, ku ambil pelajaran yang sangat berharga dari kisah masa lalu ku yang kelabu itu. Kutanamkan dalam diriku jika ingin berlabu ke dermaga hati yang lain, jika ada kapal yang bersandar takkan ku buang jangkar dan ikut berlabuh menyandarkan kapal cintaku di dermaga itu. karena aku tahu rasanya jika kekasih kita di renggut oleh hati yang lain, karena aku tahu rasanya jadi Zainuddin. Aku akan sangat bersalah dan berdosa jika hal itu sampai aku lakukan. aku berharap tidak ada lagi Zainuddin-Zainuddin yang lain, cukup aku saja yang pernah merasakannya...

   Tahun demi tahun ku lalui sendiri sembari mencari Hayatiku yang hilang, kupersiapkan kesuksesanku dan mengumpulkan pundi-pundi tetesan keringatku sebanyak-banyaknya agar kelak aku tidak akan lagi di pecundangi Adat Leluhurku.

Dia
   Hingga suatu ketika pencaharianku itu terhenti saat sosok dia hadir di kehidupanku, dari pertemuan pertama itu hingga kini tak henti rasa cinta itu bertumbuh setiap harinya. Hadirnya membuatku lupa bagaimana sakitnya itu Cinta, karena yang ku tahu saat ini senyumnya membuatku Bahagia.

   Butuh waktu lama untuk meyakinkannya tentang perasaanku, aku tidak mau kehilangan untuk kesekian kalinya, tanpa fikir panjang akupun menyatakan cinta dengan cara yang berbeda...
Dia
   "Aku butuh waktu yang lama untuk bisa jatuh hati lagi sama seseorang, maka dari itu saat ini yang ku cari adalah pasangan hidup karena Allah, bukan calon pacar yang hanya buang-buang waktu tidak jelas tujuannya dan hanya menambah pundi-pundi dosa. Walaupun tak ku pungkiri karena aku juga punya sifat manusiwai, tapi paling tidak saat ini aku sudah tidak ingin menyia-nyiakan waktuku untuk hal-hal yang sia-sia".

   "Ana Uhibbuki Fillah... itulah kata yang ingin ku dengar dari seseorang, dan itu ku dengar darimu"

   "Jika kamu memang serius menerimaku, izinkanlah aku bulan depan kesini beserta orangtuaku untuk datang melamarmu..."

   "Kalau memang perkataan itu serius dan sungguh-sungguh, Inshaa Allah aku akan menunggu sampai waktu itu tiba...".

FK091216
     Dan Alhamdulillah waktu itu Inshaa Allah akan tiba...

#Thanks_to_Allah! 🙏💓😊

Kamis, 17 November 2016

Thank You Allah!

   Seperti berjalan di gurun pasir yg gersang, hanya rumput mati yg tak bersemangat di sepanjang jalan yg kulalui. Tiba-tiba tanpa isyarat hujan turun membasahi semua permukaan gurun yg tandus itu, begitu sejuk dan kekeringan tinggal kenangan...

   Begitulah yg kurasakan selama pencaharianku slama ini. Dengan ikhtiar dan usaha karena Allah akhirnya sbntar lagi aku resmi menjadi ummat Rasulullah karena menyempurnakan setengah ke-Islam-anku melalui Pernikahan suci yg Inshaa Allah ku Ikrarkan dlm Ijab Kabulku di hadapan penghulu tgl 9 Desember 2016 nanti.

   Bidadari yg di kirim Allah SWT lewat do'a yg ku panjatkan selama ini kini menjadi rasa syukur yg paling dalam dari hatiku, akan ada yg meng-AMIN-kan setiap doaku kini di setiap usai shalatku, akan ada Ibu utk calon anak-anakku kelak yg akan menemani dan melengkapi keluarga kecilku yg slama ini ku rindukan karena Allah SWT.

   Terima kasih Ukthi, Terima kasih Sayang, Terima kasih Ibu dri anak-anakku...

#Terima_kasih_Allah_SWT! :-)

Kemana akoe Poelang!

   Seperti judul buku dalam film "Tenggelamnya Kapal Van Der Wirjk" gubahan Zainuddin, "Poelang!". Entah kebetulan atau apalah, ini yg ku rasakan, bagai tak punya tempat asal muasal, hingga akhir.y menemukan negri yg seakan menegaskan bahwa inilah asalku, padahal sblum.y kaki ini belum pernah bahkan tak terfikir akan kesini...

   Mencoba beradaptasi walau hanya sebentar krna satu alasan, DIA!. Dan sekarang yg terfikir ialah jika semua tak sama, kemana aku harus pulang lagi?

   Setiap Langkahku memiliki tujuan penuh harapan dan aku hanya tunduk kepada Takdir Ilahi...

   Berat meninggalkan dan di tinggalkan, tapi inilah hidup?! hanya saja kita harus memilih dan terpilih dgn konsekuensi bahwa terkadang dunia tak berpihak atau sebalik.y!

   Andai semua harapan dgn mudah dpat terwujud, mungkin dunia ini tak lagi indah krna perjuangan di ujung jalan. Mungkin jika semua bisa di dapatkan tak ada lagi warna dlm kehidupan...

  Kalau memang senyum itu teruntuk yg terakhit kali, izinkan aku membingkai.y sbgai bekal di jalan disaat tak ku temui persimpangan tanpa harapan...

   Selamat tinggal rumahku, negri kecilQu...

#catatan_si_bocah_ingusan!

Selasa, 20 September 2016

Selamat tidur bidadariku!

   Aku datang hanya ingin menghapus air matamu, karena aku tahu bagaimana dinginnya di guyur hujan yang berkepanjangan!

   Izinkan aku mengusap butiran bening yang terlanjur jatuh dan tak terbendung membasahi pipimu, karena aku hanya ingin melihatmu dapat menatap indahnya mentari saat pagi.

   Biarkan sekejap aku menghiburmu, dengan tingkah konyolku yang dapat mengembalikan senyum mu yang pernah hilang. Aku tak meminta apapun dari semua ini, karena tugasku hanya membuatmu bahagia.

   Dan jika senyum yang selama ini kau rindukan hadir dan pelangi telah mewarnai duniamu kembali ketika hujan badai berlalu, di situlah aku pamit...

   Aku tahu hidup ini singkat, maka dari itu dengan singkatnya waktu semua kan berlalu, entah kau mengerti atau tidak? entah kau ingin tetap menikmati mentari, ataukah kau masih ingin bermain di padang ilalang yang begitu luas?!

   Di sini aku akan menjagamu, hingga senja hadir di penghujung lelahmu, saat kau ingin menikmati malam, aku siap menjadi bintang yang jatuh memberi pancaran sinar yang menjulang sebentar... dan terus menghilang!

   Apa kabar bidadariku? apakah kau masih menunggu Bintang yang sama tuk jatuh kedua kalinya? sampai menunggu pagi takkan ada yang bisa terganti, kecuali Ridho Ilahi!

   Kini, kita tinggal menunggu keajaiban, yang datang menggoreskan tinta dalam cerita indah atau lembaran kusam penuh kenangan! entahlah?!

   Setelah tugasku usai, aku hanya bisa bericap...

   Selamat tidur bidadariku?!


#Post.X.sajak.senja!

Sabtu, 10 September 2016

Bintang Jatuhku

   Sejenak aku terdiam, lalu tersenyum tatkala memandang dinding langit yang bertaburan bintang malam itu, seketika ku lihat bintang jatuh begitu indah tepat di depan mataku. Senyum penuh kebahagiaan terpancar dari wajah ini melihat hal terindah di depanku walau hanya sekilas.

Tak ingin ku lupakan begitu saja, seakan kejadian yang baru saja ku alami ini membuatku ingin menyimpannya dalam hati dan berharap besok malam akan ada lagi...

   Walau hanya sekelip mata memandang, aku hanya dapat bergumam...

   Aku hanya bisa menatapnya sebentar, hanya sekilas dan kemudian menghilang! Dalam hati ini berkata:

   "Mengapa setiap keindahan hanya selalu datang sekejap memberi cahaya kebahagiaan, lalu lenyap dan pergi begitu saja menyisahkan kenangan?".

   Malam berikutnya dengan penuh semangat dan harapan, aku pun duduk manis di teras rumah, berharap salah satu dari lentera malam itu kembali membelah kegelapan dan memancarkan nuansa yang berbeda di sepanjang mata memandang ke langit yang begitu sunyi terbungkus sepi...

   Lelah menunggu. Moment indah itu tak kunjung datang, bahkan bulan pun malu dan hanya bersembunyi di balik kabut malam melihatku menunggu ketidakpastian yang di balut penantian, hingga cakrawala terbangun kala Fajar berteriak lantang...

   "Hai bocah ingusan! untuk apa kau menunggu sesuatu yang tidak pasti? berhentilah bermimpi, karena sebentar lagi mentari akan menyinari hari!".

   Aku pun tidak patah semangat. Malam berikutnya ku katakan kepadanya, sosok gadis sederhana yang melebihi indahnya bintang jatuh. Ku ceritakan 'Kisah satu malamku' itu kepada Bidadari yang kini hinggap di hatiku seraya menatap matanya dengan penuh harapan yang terpendam...

   "Aku sudah pernah melihat bintang jatuh yang begitu indah di malam yang dingin seperti ini. Jika beruntung, kamu akan tahu betapa bahagianya aku pada saat itu..."

   DIA pun beranjak dan berdiri di balik jendela menatap keluar. Dengan tatapan tajam melirik setiap jengkal pandangannya. Tak ada satupun cahaya yang menerangi hamparan langit. DIA pun berkata dengan nada kecewa:

   "Aku hanya melihat langit gelap, tak ada ku lihat bintang jatuh malam ini?!".

   DIA pun berpaling dan pergi begitu saja...

Aku hanya bisa menatapnya sebentar, hanya sekilas dan kemudian menghilang! Dalam hati ini berkata:

   "Mengapa setiap keindahan hanya selalu datang sekejap memberi cahaya kebahagiaan, lalu lenyap dan pergi begitu saja menyisahkan kenangan?".

   Sampai kapanpun kau takkan menemui.y karena kaulah Bintang jatuhku...


#Post.VIII.Catatan_Si_Bocah_Ingusan!

Jumat, 29 Juli 2016

Terima kasih, Sahabat!

Gerbang Bulukumba
   Inilah Pintu Gerbang "Selamat datang di Butta Panritalopi" yang menyambutku saat pertama kali menginjakkan kaki di Kabupaten Bulukumba, karena tugas kerjalah yang mengantarkanku sampai ke tempat kelahiran salah satu sahabatku Andi Syamsul Alam yang biasa di panggil Cham, mantan rekan kerjaku sewaktu di makassar dan kini di kabupaten ini aku kembali bertemu dengannya. Perusahaan Retail tempatku bekerja mengadakan Bazaar di Kabupaten ini dengan jangka waktu tiga bulan, tak ku sangka ternyata Cham adalah salah satu karyawan yang di rekrut langsung oleh salah satu Supervisor yang di utus langsung oleh Perusahaan.

Aku dan Para Karyawan

   Tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi di sini, mereka sangat ramah. Selama hampir dua bulan ku jalani penuh dengan warna yang baru. semua itu ku mulai dari sini!
Suasana hangat mereka
   Aku sangat menikmati moment-moment ini, karena aku selalu yakin bahwa apa yang ku lakukan hari ini akan menjadi kenangan untuk ku ceritakan esok bersama mereka...

Pantai Bira, Bulukumba
   Jika mendengar nama Bulukumba, ada dua tempat yang terlintas di benakku, Pantai Bira dan Suku Ammatoa atau yang lebih di kenal Suku Kajang. Karena pertama kalinya aku berada di Kabupaten yang mayoritas penduduknya sebagai petani ini, sebisa mungkin ku manfaatkan untuk berkunjung ke wisata-wisata yang di tawarkan di Kabupaten tempat kelahiran sahabatku ini. Tugas kerjaku di sini hanya dua bulan dengan hari off atau hari libur yang ku dapat hanya satu kali dalam seminggu, di sela waktu yang singkat itu betul-betul ku manfaatkan untuk mengenal lebih dalam tempat ini.

   Andi Syamsul Alam-lah yang pertama kali mengajakku ke Pantai Bira yang selama ini selalu ku dengar dari teman-temanku yang sudah pernah berkunjung ke sana. Pantai Pasir putih yang hanya selalu ku lihat lewat foto. Sekilas tampak seperti pantai di Bali, dengan batu karang besar yang menjorok kelaut di atas bibir pantai. Hal yang paling ku sayangkan ialah tak ada satu pun yang ku abadikan moment-moment itu, tapi aku cukup merasa puas karena sudah merasakan langsung indahnya pantai pasir putih yang dulu hanya bisa ku dengar dari teman-temanku. Aku pun menikmatinya dengan bermain air berenang di laut sambil tertawa lepas bersama sahabat yang mengantarkanku mewujudkan rasa penasaranku akan indahnya wisata yang berada di ujung kabupaten ini.

Kec. Kindang
   Begitu banyak tempat-tempat wisata yang indah di sini, suasana yang lama ku rindukan. berkat makhluk bernama Cham inilah sehingga aku dapat mengenal panorama indah di Bumi Panritalopi.

   Tak hanya sampai di situ. Suatu ketika Dia pun mengajakku untuk Merayakan kemenangan setelah sebulan lamanya berpuasa di kampung orang. Dengan menempuh waktu sekitar setengah jam dari tempatku bekerja saat ini yang sekaligus tempat dimana aku menginap saat ini. Kami berempat berangkat ke sebuah Desa di mana Cham di lahirkan. Namanya Desa Kindang, Desa yang berada di Lereng gunung Lompobattang, udaranya sangat dingin, bahkan dua kali lipat dinginnya Malino. Tapi walaupun udara begitu dingin disini tetapi ada kehangatan yang ku temukan di keluarga Cham. Orangtuanya begitu ramah, suasana yang sangat ku rindukan sejak kecil, berkumpul bersama di malam Takbiran sambil mendengar suara Takbir menggema di setiap penjuru, sesekali suara petasan yang di mainkan oleh anak-anak kecil menambah meriahnya Desa yang begitu sejuk maksimal ini, canda tawa serta keceriaan dari adik-adik Cham menular kepadaku, aku bahagia serasa di kampung halaman sendiri.


   Ada satu hal lagi yang tidak akan ku lupakan sampai kapanpun. Entah mengapa, sengaja atau tidak sengaja, tapi inilah yang terjadi. Secara tidak langsung Cham sangat berjasa dalam hal ini. Entah mengapa hati ini langsung bergetar dan bertanya "Ya Allah! diakah orang yang ENGKAU janjikan itu?”. Di sepanjang jalan kami bercanda dengan senyum yang masih malu-malu dan 'Jaim' (JAga IMan). Dia begitu beda, ada hal yang membuatku mulai mengaguminya. Hingga aku tiba di rumah Cham, Senyum di balik Hijab itu masih terbayang, Kesederhanaanya membuatku jatuh hati.

Banyak hal yang yang ku petik di tempat ini..



Mulai dari sok imut di antara Gunung dan lembah yang terjal
Menemukan pokemon di dunia nyata :-)
Berpose layaknya patung.. yaahh... sudahlah?!
Menyamar jadi Penguin

Bukit Kahaya, Sinjai
   Dan yang paling menarik yang tak pernah terlintas di benakku dan tak pernah ku tahu adalah ternyata di bukit ini ada yang mirip kelelawar, dalam bahasa kerennya ku sebut Bukit BATMAN!. inilah karya Tuhan yang gak bisa di buat oleh seniman dunia sekela Leonardo Da Vinci sekalipun.

Air Terjun, Kec. Borong. Sinjai

Desa Hulo, Bulukumba
   Dan terakhir, merekalah yang mengisi warna dalam sepenggal kisahku di Bulukumba ini. Terima kasih rekan-rekan sekerja, terima kasih sahabat. moment-moment ini takkan pernah ku lupakan sampai kapanpun... sekali lagi... Terima kasih, SAHABAT! :-)


By:Petualangan_Si_Bocah_Ingusan!
#Post.VII.Goresanbersamamereka#