Sabtu, 19 November 2016

Ana Uhibbuka Fillah!

Zai200910
   Ada pepatah mengatakan "Cinta itu menguatkan, bukan melemahkan". mungkin? tapi hal itu tidak berlaku padaku di waktu itu, si pemuda polos yang masih tak punya apa-apa untuk di banggakan dan hanya bermodalkan cinta dan kasih sayang yang tulus dan ikhlas. Tapi dengan modal itu aku denganya tetap bahagia, hari-hari selalu kita lewati bersama penuh canda, tawa hingga sedih. Dengan keterbatasan yang ku miliki tak menyurutkanku untuk membahagiakannya, banyak hal-hal yang indah terukir di kala itu dan mungkin masih terpatri dalam hati atau mungkin telah mati bersama mimpi.

   Karena cinta aku berusaha, karena cinta aku berjuang, dengan semangat yang selalu di berikannya membuatku selalu bersemangat untuk memperjuangkan dan berharap bisa melanjutkan dan mengukir kisah cinta kita berdua. Karena rasa sayangku kepadanya sehingga aku bekerja mengumpulkan setiap hasil dari tetesan keringatku untuk bisa suatu saat nanti datang melamarnya.

   Hingga tiba masa itu. ku beranikan bertandang ke rumahnya. Dengan bangga ku utarakan niat baikku kepada orangtuanya untuk mempersunting anak gadisnya. Akan tetapi cinta di kalahkan oleh adat, tabungan hasil jerih payahku untuk melamarnya belum memenuhi syarat dengan permintaan yang masih belum bisa ku sanggupi, akan tetapi karena cinta aku berusaha untuk mencari dan memenuhi syarat-syarat yang di ajukan kepadaku untuk mempersunting gadis yang selama ini aku cintai.

Az2011
   Dan suatu ketika, kabar burukpun menimpahku. Hayatiku ingin di lamar dengan pemuda pilihan orangtuanya. Serasa sesak mendengarnya, aku yang di rantau saat itu hanya bisa meratap dan tak bisa lagi membendung butiran bening yang jatuh dari kelopak mataku. Hanya karena pemuda yang ingin melamarnya itu telah memenuhi bahkan lebih dari permintaan orangtua gadis yang saat itu aku sayangi. seperti ranting kering di padang gersang yang di sambar petir di siang bolong, pedih, perih, tapi aku tak bisa berteriak karena hati ini telah sesak di penuhi kekecewaan yang mendalam.

Az201112
   Dalam hati ikhlas ku relakan Hayatiku di persunting oleh Azis yang memiliki segalanya, sekali lagi karena adat cinta hanyalah tong sampah. Dengan besar hati aku datang di pesta yang penuh kelabu itu, tatapan nanar darinya membuatku pilu. "Selamat, jaga baik-baik gadis yang berada di sampingmu ini, jangan pernah kau sakiti dia, sedikitpun...". Kalimat terakhirku sebelum beranjak di pelaminan nan megah itu... yah, tanpaku...

Z060412
   Aku masih ingat kalimat terakhirnya sebelum duduk di singgahsana pelaminan yang telah terangkai begitu megah oleh orangtuanya. "Ku hanya ingin kamu menjadikanku sebagai sahabatmu atau kamu anggapku sebagai adikmu, hanya itu permintaanku tidak lebih dari itu dan hanya sebatas itu..". Dan kini  hari-hari kulewati sendiri, hingga musim silih berganti. Ku nikmati setiap hembusan angin mammiri di Pantai Losari, hembusannya menyejukkanku dan menghilang bersama ombak yang menghempaskan karang di pinggir lautan.

   Semenjak kejadian itu, kisah silam yang telah usam itu, aku sudah tidak percaya lagi dengan cinta. Memory yang telah lama aku simpan di dasar sanubariku yang terdalam itu tiba-tiba saja muncul kembali di permukan tatkala film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang di adaptasi dari Novel dengan judul yang sama gubahan Kyai Buya Hamka yang di terbitkan pada tahun 1939.

   Tak sengaja akupun tersenyum dengan mata berkaca-kaca, mengingat kisahku beberapah tahun silam. Dalam hati ini bergumam, "Aku tahu rasanya jadi Zainuddin, maka dari itu aku tidak akan menjadi Azis yang merampas cinta Hayati". Karena di dunia nyata aku pernah jadi Zainuddin.

  
Z2016
      Lupakan sakitnya, ku ambil pelajaran yang sangat berharga dari kisah masa lalu ku yang kelabu itu. Kutanamkan dalam diriku jika ingin berlabu ke dermaga hati yang lain, jika ada kapal yang bersandar takkan ku buang jangkar dan ikut berlabuh menyandarkan kapal cintaku di dermaga itu. karena aku tahu rasanya jika kekasih kita di renggut oleh hati yang lain, karena aku tahu rasanya jadi Zainuddin. Aku akan sangat bersalah dan berdosa jika hal itu sampai aku lakukan. aku berharap tidak ada lagi Zainuddin-Zainuddin yang lain, cukup aku saja yang pernah merasakannya...

   Tahun demi tahun ku lalui sendiri sembari mencari Hayatiku yang hilang, kupersiapkan kesuksesanku dan mengumpulkan pundi-pundi tetesan keringatku sebanyak-banyaknya agar kelak aku tidak akan lagi di pecundangi Adat Leluhurku.

Dia
   Hingga suatu ketika pencaharianku itu terhenti saat sosok dia hadir di kehidupanku, dari pertemuan pertama itu hingga kini tak henti rasa cinta itu bertumbuh setiap harinya. Hadirnya membuatku lupa bagaimana sakitnya itu Cinta, karena yang ku tahu saat ini senyumnya membuatku Bahagia.

   Butuh waktu lama untuk meyakinkannya tentang perasaanku, aku tidak mau kehilangan untuk kesekian kalinya, tanpa fikir panjang akupun menyatakan cinta dengan cara yang berbeda...
Dia
   "Aku butuh waktu yang lama untuk bisa jatuh hati lagi sama seseorang, maka dari itu saat ini yang ku cari adalah pasangan hidup karena Allah, bukan calon pacar yang hanya buang-buang waktu tidak jelas tujuannya dan hanya menambah pundi-pundi dosa. Walaupun tak ku pungkiri karena aku juga punya sifat manusiwai, tapi paling tidak saat ini aku sudah tidak ingin menyia-nyiakan waktuku untuk hal-hal yang sia-sia".

   "Ana Uhibbuki Fillah... itulah kata yang ingin ku dengar dari seseorang, dan itu ku dengar darimu"

   "Jika kamu memang serius menerimaku, izinkanlah aku bulan depan kesini beserta orangtuaku untuk datang melamarmu..."

   "Kalau memang perkataan itu serius dan sungguh-sungguh, Inshaa Allah aku akan menunggu sampai waktu itu tiba...".

FK091216
     Dan Alhamdulillah waktu itu Inshaa Allah akan tiba...

#Thanks_to_Allah! 🙏💓😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar