|
Gerbang Bulukumba |
Inilah Pintu Gerbang "Selamat datang di Butta Panritalopi" yang menyambutku saat pertama kali menginjakkan kaki di Kabupaten Bulukumba, karena tugas kerjalah yang mengantarkanku sampai ke tempat kelahiran salah satu sahabatku Andi Syamsul Alam yang biasa di panggil Cham, mantan rekan kerjaku sewaktu di makassar dan kini di kabupaten ini aku kembali bertemu dengannya. Perusahaan Retail tempatku bekerja mengadakan Bazaar di Kabupaten ini dengan jangka waktu tiga bulan, tak ku sangka ternyata Cham adalah salah satu karyawan yang di rekrut langsung oleh salah satu Supervisor yang di utus langsung oleh Perusahaan.
|
Aku dan Para Karyawan |
Tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi di sini, mereka
sangat ramah. Selama hampir dua bulan ku jalani penuh dengan warna yang
baru. semua itu ku mulai dari sini!
|
Suasana hangat mereka |
Aku sangat menikmati moment-moment ini, karena aku selalu
yakin bahwa apa yang ku lakukan hari ini akan menjadi kenangan untuk ku
ceritakan esok bersama mereka...
|
Pantai Bira, Bulukumba |
Jika mendengar nama Bulukumba, ada dua tempat yang terlintas di
benakku, Pantai Bira dan Suku Ammatoa atau
yang lebih di kenal Suku Kajang. Karena pertama kalinya aku berada di Kabupaten
yang mayoritas penduduknya sebagai petani ini, sebisa mungkin ku manfaatkan
untuk berkunjung ke wisata-wisata yang di tawarkan di Kabupaten tempat
kelahiran sahabatku ini. Tugas kerjaku di sini hanya dua bulan dengan hari off
atau hari libur yang ku dapat hanya satu kali dalam seminggu, di sela waktu
yang singkat itu betul-betul ku manfaatkan untuk mengenal lebih dalam tempat
ini.
Andi Syamsul Alam-lah
yang pertama kali mengajakku ke Pantai Bira yang selama ini selalu ku dengar
dari teman-temanku yang sudah pernah berkunjung ke sana. Pantai Pasir putih
yang hanya selalu ku lihat lewat foto. Sekilas tampak seperti pantai di Bali,
dengan batu karang besar yang menjorok kelaut di atas bibir pantai. Hal yang
paling ku sayangkan ialah tak ada satu pun yang ku abadikan moment-moment itu,
tapi aku cukup merasa puas karena sudah merasakan langsung indahnya pantai
pasir putih yang dulu hanya bisa ku dengar dari teman-temanku. Aku pun
menikmatinya dengan bermain air berenang di laut sambil tertawa lepas bersama
sahabat yang mengantarkanku mewujudkan rasa penasaranku akan indahnya wisata
yang berada di ujung kabupaten ini.
|
Kec. Kindang |
Begitu banyak tempat-tempat wisata yang indah di sini, suasana yang lama ku rindukan. berkat makhluk bernama Cham inilah sehingga aku dapat mengenal panorama indah di Bumi Panritalopi.
Tak hanya sampai di
situ. Suatu ketika Dia pun mengajakku untuk Merayakan kemenangan setelah sebulan lamanya
berpuasa di kampung orang. Dengan menempuh waktu sekitar setengah jam dari
tempatku bekerja saat ini yang sekaligus tempat dimana aku menginap saat ini. Kami berempat berangkat ke sebuah Desa di mana Cham di
lahirkan. Namanya Desa Kindang, Desa yang berada di Lereng gunung Lompobattang,
udaranya sangat dingin, bahkan dua kali lipat dinginnya Malino. Tapi walaupun
udara begitu dingin disini tetapi ada kehangatan yang ku temukan di keluarga
Cham. Orangtuanya begitu ramah, suasana yang sangat ku rindukan sejak kecil,
berkumpul bersama di malam Takbiran sambil mendengar suara Takbir menggema di
setiap penjuru, sesekali suara petasan yang di mainkan oleh anak-anak kecil menambah meriahnya Desa yang begitu
sejuk maksimal ini, canda tawa serta keceriaan dari adik-adik Cham menular
kepadaku, aku bahagia serasa di kampung halaman sendiri.
Ada satu hal lagi yang tidak akan ku lupakan sampai
kapanpun. Entah mengapa, sengaja atau tidak sengaja, tapi inilah yang terjadi. Secara tidak langsung Cham sangat
berjasa dalam hal ini. Entah mengapa hati ini langsung bergetar dan bertanya
"Ya Allah! diakah orang yang ENGKAU janjikan itu?”. Di sepanjang jalan kami
bercanda dengan senyum yang masih malu-malu dan 'Jaim' (JAga IMan). Dia begitu beda, ada hal yang membuatku
mulai mengaguminya. Hingga aku tiba di rumah Cham, Senyum di balik Hijab itu masih terbayang, Kesederhanaanya membuatku jatuh hati.
|
Banyak hal yang yang ku petik di tempat ini..
|
|
Mulai dari sok imut di antara Gunung dan lembah yang terjal
|
|
Menemukan pokemon di dunia nyata :-)
|
|
Berpose layaknya patung.. yaahh... sudahlah?!
|
|
Menyamar jadi Penguin |
|
Bukit Kahaya, Sinjai |
Dan yang paling menarik yang tak pernah terlintas di benakku dan tak pernah ku tahu adalah ternyata di bukit ini ada yang mirip kelelawar, dalam bahasa kerennya ku sebut
Bukit BATMAN!. inilah karya Tuhan yang gak bisa di buat oleh seniman dunia sekela Leonardo Da Vinci sekalipun.
|
Air Terjun, Kec. Borong. Sinjai |
|
Desa Hulo, Bulukumba |
Dan terakhir, merekalah yang mengisi warna dalam sepenggal kisahku di Bulukumba ini. Terima kasih rekan-rekan sekerja, terima kasih sahabat. moment-moment ini takkan pernah ku lupakan sampai kapanpun... sekali lagi... Terima kasih, SAHABAT! :-)
By:Petualangan_Si_Bocah_Ingusan!
#Post.VII.Goresanbersamamereka#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar