Dunia Fatha 98
Kita boleh KEHILANGAN apapun, tapi tidak boleh kehilangan HARAPAN!
Jumat, 06 Desember 2019
Pelukan hangat terakhir dari seorang Ibu
Namanya akan tetap lekat di hatiku. Aku akan tetap mengingatnya sampai kapanpun. Aku rindu dengan pelukan beliau pada saat terakhir kalinya aku pamit pulang, dekapan yang begitu erat bahkan beliau seakan tak ingin melepaskan pelukan itu dengan isak tangis yang mengharu biru.Tak bisa ku pungkiri bahwa aku pernah tinggal di rumah beliau, makan dan tidur di kediamannya yang sederhana tapi penuh dengan kehangatan seperti rumahku sendiri. Ku tulis kisah ini di pagi hari dengan segelas kopi pengobat rindu, aroma kopi di pagi hari menuangkan kenangan kasih sayangnya kala itu. Tak banyak bicara tapi senyumnya mengisyaratkan bahwa aku adalah bagian dari keluarganya. Kini aku kehilangan senyumannya dan kini aku hanya bisa duduk di teras rumah dan menikmati sisa kopiku pagi ini.
Di sana aku pernah menikmati indahnya sawah yang hijau membentang sejauh mata memandang yang tak pernah ku temukan di kampungku sendiri, merasakan dinginnya embun di pagi hari dan sepi yang terbungkus sunyi di malam hari. Hanya suara jangkrik yang melantunkan syair-syair merdu nan indah seakan ingin memecah keheningan malam. Aku berharap malam itu ada bintang yang menyapaku, ternyata bulan pun bersembunyi di balik awan hitam karena hujan yang jatuh dengan derasnya, hingga menghentikan nyanyian suara jangkrik. Akupun terpaku pada sosok seorang Ibu yang masih terjaga menunggu anak-anaknya terlelap dan memastikan bahwa mereka akan tetap hangat di balik selimut kasih sayang yang beliau berikan.
Ingatanku kembali pada sosok beliau, dimana pertama kali kami bertemu, di teras rumah itu menjadi saksi bisu seorang ibu menyambutku dengan senang hati seakan sedang menanti anaknya yang sudah lama di perantauan.
Rabu, 02 Januari 2019
Terima kasih 2018!
Bulukumba 2018 |
Anwar alias Awi' |
Macea ri Jeneponto |
"What's your problem?"
2019 Insyaa Allah aku akan keluar dari belenggu kepompong ini dan menata kembali kehidupanku dan masa depanku yang lebih cerah, seindah KUPU-KUPU yang terbang kesana-kemari tanpa beban penuh kebahagiaan merasakan indahnya seluruh ciptaan Allah SWT dan bersyukur atas nikmat yang di berikanNYA.
Kamis, 02 November 2017
Hukum Istri yang Nusyuz dan pergi meninggalkan rumah tanpa izin suami!
"Afwan Ustadz, lagipula Ana sudah bejanji dan membuat komitmen dengan pacarku yang salah satunya adalah bahwa akan menjalani pernikahan ini hanya sementara dengan batas waktu tertentu dan menceraikan suamiku sebelum pacarku tamat Wisuda sarjananya dan kembali menjalin hubungan (pacaran) dengannya hingga kami menikah berdua". Katanya seraya menjelaskan.
"Afwan Ustadz?!". Sambil tertunduk meneteskan air mata.
Isteri yang pergi dari rumah, meninggalkan suami menginap di tempat lain dan meninggalkan suaminya dalam keadaan marah sedangkan suami TIDAK RIDHO apapun alasannya, bagi wanita yang MENGERTI HUKUMAN ALLAH SWT sangat berat pasti akan sangat menyesal dan tidak akan pernah berani satu kalipun melakukannya karena jika seorang isteri pergi meninggalkan rumah dan suaminya artinya :
1. Isteri tersebut bukan seorang wanita yang baik.
Isteri meningalkan suami atau pergi tanpa izin suami bukanlah termasuk golongan wanita yang baik karena isteri yang baik akan menghormati pemimpinnya (suaminya). Apalagi jika ada laki-laki lain di hatinya sehingga mendorongnya untuk melakukan hal-hal yang sangat jelas NUSYUZ. Pemimpin rumah tangga dalam Islam adalah suami bukan Isteri karena Suami mempunyai kedudukan setingkat lebih tinggi dari isterinya, dan yang paling penting adalah suami telah memberi makan maupun tempat tinggal bagi isterinya jadi sudah sewajarnya jika isteri berkewajiban untuk taat pada suaminya selama suami menyuruh dalam kebaikan (bukan kemaksiatan). Firman Allah SWT dalam surat An Nisa' ayat 34 dan Al Baqoroh ayat 228:
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka Wanita yang Salehah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar". (QS. An-Nisa' 34).
"Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (Qs. Al-Baqoroh ayat 228).
Seorang isteri yang pergi meninggalkan rumah tanpa izin suami dengan alasan apapun dan dalam kepergiannya tidak bermaksiatpun tetap saja termasuk wanita tidak baik (pembangkang) apalagi jika dia pergi karena ada laki-laki lain di hatinya yang bukan Mahramnya.
Dan Surah Al Ahzab ayat 33, yaitu :
"Menetaplah di rumah kalian (para wanita) dan jangan berdandan sebagaimana dandanan wanita-wanita jahiliyah. Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan patuhilah (wahai para wanita) Allah dan Rasul-Nya.
Sabda Nabiyullah Rasulullah SAW :
"Barangsiapa yang taat kepadaKU maka ia telah taat kepada Allah SWT, dan barangsiapa yang tidak taat kepadaku maka berarti tidak taat kepada ALLAH SAW. Barangsiapa yang taat kepada pimpinan (Islami) maka berart ia telah taat kepadaKU, dan baragsiapa yang tidak taat kepada pimpian (Islami) maka berarti ia telah taat kepadaku". HR BUKHARI, Kitab Al-Jihad, bab Yuqatilu min Wara'i Imam, Juz-IV, hal.61
Jika seorang suami karena suatu hal (Penghasilan kurang, PHK, Kecelakaan dll) suami menjad kurang / tidak dapat memberikan kewajibannya terhadap isteri buka berarti isteri boleh meninggalkan rumah, karena memang tidak ada Hukum Islam yang membolehkan seorang isteri meninggalkan rumah tanpa izin karena faktor tersebut, karena jika suami tidak dapat melakukan kewajibannya maka gugatan cerai pada suami adalah jalan terbaik bukan malah pergi meninggalkan rumah atau suaminya.
2. Isteri meninggalkan rumah tanpa izin suami akan di Laknat oleh Allah SWT dan di marahi oleh Para Malaikat.
Sabda Rasulullah SAW :
"Hak suami terhadap isterinya adalah isterinya tidak menghalangi permintaan suaminya sekalipun semasa berada di atas punggung onta, tidak berpuasa walaupun sehari kecuali dengan izinnya, kecuali puasa wajib. Jika dia tetap berbuat demikian, dia berdosa dan tidak di terima puasanya. Dia tidak boleh memberi, maka pahala terhadap suaminya dan dosanya untuk dirinya sendiri. Dia tidak boleh keluar dari rumahnya kecuali izin suaminya. Jika dia berbuat demikian, maka Allah SWT akan melaknatnya dan para Malaikat memarahinya kembali, sekalipun suaminya itu adalah orang yang 'Alim". (Hadits riwayat Abu Daud Ath-Thayalisi daripada Abdullah Umar).
3. Isteri meninggalkan suami sama saja dengan menjerumuskan dirinya sendiri ke Neraka karena suami berperan apakah isterinya layak masuk Syurga atau Neraka.
Isteri pergi meninggalkan suami artinya dia tidak taat kepada suaminya padahal jika seorang isteri tahu bahwa taat pada suami bisa mengantarkan dia ke Syurga pastilah dia akan menyesal melakukan hal itu sesuai dengan Hadits Rasulullah SAW :
Rasulullah SAW bertanya kembali; "Apa yang kamu lakukan terhadapnya?"
Saya menjawab; "Saya tidak begitu memperdulikannya, kecuali untuk hal-hal yang memang saya membutuhkannya".
(HR.Iman Nasai, Hakim, Ahmad dengan Hadits Hasan).
Seorang Ulama dan Pemikir Islam yang sangat terkenal akan kecerdasannya dan sangat di kagumi oleh Para Ulama pada waktu itu, penghafal Qur'an dan ribuan Hadits, ahli Tafsir dan Fiqih dari Harran, Turki. Yaitu Ibnu Taimiyah sampai berkata :
"Jika isteri keluar rumah suami tanpa se-izinnya maka tidak ada hak nafkah dan pakaian. Tidak di Halalkan bagi isteri untuk keluar dari rumah suaminya kecuali dengan izinnya (suami), Dan apabila ia keluar dari rumah suaminya tanpa se-izinnya maka ia telah berbuat Nusyuz (Durhaka/Pembangkan) bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya dan ia Layak mendapatkan Azab".
Ibnu Taimiyah (1263-1328) adalah orang yang keras pendiriannya dan teguh berpijak pada garis-garis yang telah di tentukan Allah SWT, mengikuti segala Perintah-Nya dan Menjauhi segala Larangan-Nya. Ia pernah berkata :
"Jika di benakku sedang berfikir suatu masalah, sedangkan hal itu merupakan masalah yang muskil bagiku, maka aku akan beristighfar seribu kali atau lebih atau kurang. Sampai dadaku menjadi lapang dan masalah itu terpecahkan. Hal itu aku lakukan baik di pasar, di Mesjid atau di Madrasah. Semuanya tidak menghalangiku untuk Berdzikir dan Beristighfar hingga terpenuhi cita-citaku".
Jadi isteri atau suami yang memiliki permasalahan dalam rumah tangganya perbanyaklah Istighfar dan mohon ampun kepada-Nya Dalam perkara di atas jika isteri yang Nusyuz dan pergi meninggalkan rumah dan sudah di beri nasehat Agama tentang Dosa Besar dalam Islam mendurhakai Suami hingga menyakiti hatinya dengan pergi dari rumah dan tidak memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang isteri, maka perbanyaklah Istighfar dan mohon petunjuk kepada-Nya, datangilah suamimu dan meminta maaflah segera dan berjanji atas Nama Allah SWT bahwa tidak akan mengulangi perbuatan Nusyuz yang hanya akan menggugurkan pahala-pahala sehari-hari karena ketidak Ridho-annya seorang suami. Kemudian serahkanlah semuanya kepada Allah SWT, karena sebaik-baik Hakim kelak di Akherat ialah Allah SWT yang akan mengadili atas tanggung jawab kita di dunia, baik seorang isteri maupun suami.
(Wallahu 'Alam Bisshawab).
6. Taat kepada suami pahalanya seperti jihad di jalan Allah SWT.
Jika seorang istri taat kepada suaminya serta tidak pergi meninggalkan suami maka pahalanya sama dengan jihad di jalan Allah (Bagi wanita solehah yang paham tentang Agama). Perhatikan Hadits berikut : Al-Bazzar dan At Thabrani meriwayatkan bahwa seorang wanita pernah datang kepada Rasulullah SAW lalu berkata :
"Aku adalah utusan para wanita kepada engkau untuk menanyakan; Jihad ini telah diwajibkan Allah SWT kepada kaum lelaki, jika menang mereka diberi pahala dan jika terbunuh mereka tetap diberi rezeki oleh Rabb mereka, tetapi kami kaum wanita yang membantu mereka, pahala apa yang kami dapatkan?"
Rasulullah SAW menjawab :
"Sampaikanlah kepada wanita yang engkau jumpai bahwa taat kepada suami dan mengakui Haknya itu adalah sama dengan pahala jihad di jalan Allah SWT, tetapi sedikit sekali di antara kamu yang melakukannya".
Jadi akan sangat tidak mungkin bagi seorang isteri yang mengaku Mengerti Hukum Agama Islam tapi pergi meninggalkan tanggung jawab sebagai isteri meninggalkan suaminya dari rumah.
Wallahu 'Alam Bishawab!
Oleh karena itulah sangatlah penting seorang wanita memikirkan dengan matang seorang laki-laki yang akan melamarnya dan menghalalkannya karena Azab Allah SWT sangat pedih bagi isteri Nusyuz. Begitu pula laki-laki yang akan meminang wanita untuk memilih isteri yang mengerti akan Hukum Agama dan memilih isteri itu bukan hanya karena kecantikan atau hartanya, tetapi di pilih karena Agamanya agar selamat dan tidak terjerumus kedalam panasnya api Neraka kelak atau pertanggung jawaban dalam pernikahan di dunia.
Sabda Rasulullah SAW :
"Wanita itu dinikahi karena; Hartanya, kecantikannya, keturunannya dan agamanya, maka pilihlah agamanya agar kamu selamat". Hadits Shahih Bukhari.
"Dunia adalah kesenangan/perhiasan dan sebaik-baik kesenangan/perhiasan di dunia adalah isteri yang baik (sholehah)". Hadits Shahih Muslim.
Lebih mulia seorang wanita memberi nasehat atau berbicara dari hati ke hati dengan suami bukan kepada orang lain jika terjadi ketidak adilan pada dirinya daripada langsung pergi meninggalkan suaminya. Seorang isteri yang benci terhadap suaminya dan memang berniat meninggalkan suami supaya di Cerai dan kemudian berharap memperoleh pasangan pengganti atau sudah ada calon pengganti yang lebih baik menurut dirinya, jelas sekali wanita itu di Goda Syeitan agar wanita ini melihat lelaki lain lebih menarik dari suaminya sehingga timbul rasa bosan, benci, cekcok dll dan akhirnya berbuntut pada perceraian.
Dan jika wanita seperti ini telah menyadari kesalahannya yang lari dari tanggung jawabnya sebagai isteri yang jelas-jelas sudah di terangkan dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits dan akan di pertanggung jawabkan di hari kemudian, maka segeralah mengambil Wudhu dan Shalat Taubat kepada Allah SWT serta datangi Suamimu dan meminta maaflah segera, Karena Ridho Allah ada pada Ridho' suami, karena Syurga dan Nerakamu terletak pada perlakuanmu kepada suamimu.
Allah SWT telah mengingatkan kita agar tidak membenci atau menyukai sesuatu padahal kita tidak tahu rahasia dibalik itu. Dalam Al Baqoroh ayat 216 :
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui".
Usaha Syeitan bisa dikatakan sukses besar bila berhasil menjadikan wanita itu cerai dan berpredikat Janda karena wanita ini akan lebih mudah digoda sebab tidak ada yang menjaganya (suami), Wanita ini akan merasa bebas tidak ada ikatan, lebih nyaman karena tidak ada yang mengontrol (suami). Selanjutnya jika tidak kuat imannya (kebanyakan tidak kuat) akan timbul banyak fitnah dan dosa bagi wanita itu di kemudian hari. Godaan Syetan akan lebih kuat pada saat janda karena faktor alami kebutuhan bathin selain itu akan banyak lelaki yang merayu yang memanfaatkan kondisi janda sehingga menyeret wanita itu dalam lembah dosa yang tiada berkesudahan sampai wanita itu sadar jika suatu saat sakit atau sudah berumur tidak ada yang menemani sampai meninggal. Pada umumnya Wanita yang menjanda karena tergoda laki-laki lain, apalagi perceraiannya karena memang ada laki-laki lain di dalam hatinya hingga melanggar agama dengan membiarkan suaminya dan tidak melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang isteri yang telah SAH di mata Agama dan Negara, hingga terjadi perceraian maka Azab Allah SWT sangat pedih!. Na'udzubillahi min Dzalik!
Pernikahan adalah hal yang suci melibatkan Keluarga, Handai Taulan dan Tetangga, jadi tidak sepantasnyalah jika seorang isteri meninggalkan suaminya untuk alasan emosi pribadi dengan meninggalkan perasaan kebahagiaan keluarganya sendiri atau keluarga pasangannya.
Atas kehendak Allah SWT, Rezeki yang lebih bisa diberikan pada isteri bukan suami, jadi janganlah menjadi tinggi hati jika suatu rezeki isteri melebihi suami, merasa lebih bermanfaat dari suami, merasa bisa hidup sendiri dan dapat mengatasi sendiri segala hal, tidak mau di atur sehingga tidak patuh kepada suami.
Inilah tanda-tanda kehancuran suatu Kapal Pernikahan jika karena ada dua Nahkoda yang mengendalikan kapal dengan arah berlawanan. Kapal Pernikahan akan bisa selamat sampai tujuan (Syurga dunia Akherat) jika hanya punya satu arah yang di sepakati dan di usahakan bersama. Bagaimanapun juga tujuan hidup akan lebih mudah dicapai jika ada keharmonisan sejati yang hanya dapat dicapai dalam suatu keluargayang lengkap sebagai pasangan suami isteri. Harta yang di banggakan dan di kumpulkan bisa hilang sekejab (kebakaran, Tsunami dll) tapi mempunyai suami/isteri yang Soleh/Solehah adalah harta yang tidak ternilai yang tidak hilang kecuali izin Allah SWT (kematian).
Oleh karena itulah peran isteri terhadap suami sangat besar dalam mengarungi samudera kehidupan dalam Rumah Tangga agar tujuan akhir bahagia dunia akherat dapat segera tercapai, sehingga Allah SWT pun akan memberi pahala yang besar untuk isteri yang taat dan patuh kepada suaminya.
Banyak hadits yang menjelaskan pahala seorang isteri yang taat pada suaminya :
"Jika seorang isteri itu menunaikan Shalat lima waktunya dan berpuasa di bulan Ramadhan dan menjaga kemaluannya daripada yang haram serta taat kepada suaminya, maka dipersilahkan masuk ke Syurga dari pintu mana saja yang kamu mau". (Hadits Riwayat Ahmad dan Thbrani).
"Sesungguhnya setiap isteri yang meninggal dunia yang di Ridho-i oleh suaminya, maka dia akan masuk Syurga". (Hadits Riwayat Tirmizi dan Ibnu Majah).
Ada sebuah Kisah Shahih dari Siti Fatimah Radhiallahu 'Anha tentang "Ridho Suami adalah Syurgamu!".
Berikut di Kisahkan :
Suatu ketika Siti Fatimah RA mengunjungi Ayahnya dan setelah sampai dan melihat Ayahnya, maka bercucurlah air matanya dan berubah pucatlah wajahnya karena merasa takut
Lalu Rasulullah SAW bertanya padanya : "Apa yang menimpa dirimu wahai Putriku?".
Fatimah RA menjawab : "Ya Rasulullah, semalam aku dan suamiku (Sahabat Ali Bin Abu Thalib) bercanda sehingga aku mengucapkan kata yang membuat ia tersinggung dan marah padaku, dan aku sangat menyesali dan sedih, dan aku berkata padanya ; "Wahai kekasih dan sayangku, maafkanlah kesalahanku". Dan aku lakukan seperti itu, terus menerus meminta maaf pada suamiku sembari aku mengitarinya tujuh puluh kali putaran, baru ia memaafkan dan tersenyum padaku, namun walaupun aku telah di maafkan suamiku, tetapi aku masih takut kepada Allah SWT!".
Maka Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda kepada Putrinya :
"Wahai Putriku, Demi Allah yang mengutusku dengan hak, sungguh seandainya apabila engkau meninggal sebelum suamimu memaafkanmu, maka aku tidak akan men-Shalat-i Mayyitmu".
"Wahai Putriku ketahuilah, seorang isteri yang bersungguh-sungguh beribadah seperti ibadahnya Siti Maryam Binti Imran, tapi suaminya tidak Ridho' padanya, maka Allah SWT tidak akan menerima ibadahnya".
"Wahai Putriku ketahuilah, duduk bercanda dengan suami selama satu jam, itu lebih baik daripada ibadah satu tahun, dan setiap pakaian yang di pakai dalam bercanda dengan suamimu, di tulis sebagai pahalanya orang yang Mati Syahid".
"Wahai Putriku, sungguh seorang isteri yang bercumbu dengan suaminya dan mengenakan pakaian padanya dan mengenakan pakaian pada anak-anaknya, maka di pastikan Syurga baginya, dan setiap mengenakan pakaian padanya maka bakal menjadi kota yang indah di dalamnya".
"Maka berhati-hatilah dalam menjaga perasaannya, jangan sampai engkau menyakitinya!".
Dari kisah Siti Fatimah Radhiallahu 'Anha kita bisa mengambil manfaat yang sangat besar dan tanamkan dalam hati bahwa, Apa tujuan kita dalam menikah? dan Apakah pernikahan dapat di permainkan? Seandainya kita dapat menyadari bahwa pernikahan karena Allah dan berharap mendapatkan Ridho-NYA, maka sempurnalah ibadah kita di jalan Allah SWT.
(Wallahu 'Alam Bishawab!)
Dan jalan yang terakhir jika Isteri tetap kukuh dalam pendiriannya (Nusyuz) maka Demi Allah SWT yang Maha tahu setiap hati, niat dan tingkah laku hambanya, Perceraian adalah solusi agar Suami tidak menyandang sifat Dayyuts yang tidak akan masuk Syurga!
(Wallahu 'Alam Bishawab!)
Wa min Allah Tawfiq!
Sabtu, 06 Mei 2017
Sepotong Semangka
Hari ini adalah hari paling bahagia bagi sahabatku. Mengapa tidak? karena hari ini juga Sahabatku Syahrial Putra Buyung Chaniago telah resmi menjadi suami dari rekan kerjaku juga, Yakni Nurjannah yang biasa di sapa Nana. Ada hal yang membuatku Bahagia dan Sedih dalam waktu bersamaan ketika menginjakkan kaki di Gedung pernikahan yang di gelar oleh kedua mempelai ini. Hal yang membuatku bahagia adalah di Gedung ini pula setahun silam aku juga berdiri dengan bangga bersama wanita yang ku cintai tepat dimana sahabatku Rial berdiri bersama Istrinya saat ini, dan Hal yang mebuatku sedih ialah kisahku itu sudah tiada dan akan berakhir di meja hijau setelah Ramadhan nanti karena Penghianatan orang yang ku sayang telah menggores luka di mukaku.
Hampir saja peristiwa sakrar ini ku lewati karena pukul 07:30 malam aku sudah bersiap-siap untuk berangkat ke acara tersebut selepas pulang dari tempat kerjaku, akan tetapi ada kendala kecil yang menghambatku karena ada sedikit masalah internal yang membuatku wajib menyelesaikannya agar aku bisa pulang, dan alhasil Alhamdulillah semua problem itu terselesaikan di pukul 08:20 malam. aku pun bergegas pamit pulang dan langsung ku tancapkan gas motorku menuju ke Gedung Pernikahan tersebut karena Gedung Pernikahan biasanya akan selesai jam 09:00 malam. aku pun berhasil menghadiri Pesta Pernikahan sahabatku itu dengan menempuh waktu setengah jam karena di jalanan pun begitu banyak rintangan karena macet berkepanjangan, padahal jika tidak ada kendala hanya akan memakan waktu 15 menit saja karena jarak tepat kerjaku dengan Gedung tersebut tidak begitu jauh.
Ada hal lain yang membuatku sedikit membuat hatiku malu dan merasa terkucilkan, ketika para sahabat-sahabatku dengan bangga membawa pasangan mereka masing-masing dan aku hanya sendiri dengan baju kerja dan jaket hitam lusuh duduk menyantap hidangan dan mencoba bertingkah cuek dengan keadaan sekitarku. Seperti anak-anak Alay pada umumnya, kami pun menyempatkan berfoto-foto ria sembari tertawa lepas seperti yang biasa kita lakukan ketika bersama di tempat kerja di waktu istirahat.
Ada perjuangan besar hingga mereka dapat melakukan Peristiwa Suci karena Allah ini. Aku adalah sahabatnya yang memberinya motivasi walau aku tak bisa menyelamatkan Rumah tanggaku sendiri. aku hanya bisa berharap agar mereka tak mengalami hal yang seperti aku alami. Dan aku sangat yakin hal itu, karena Aku tahu perjuangan mereka. Aku tahu pahit manis mereka hingga bisa seperti ini. Hingga aku yakin In Shaa Allah mereka berdua dapat betul-betul memaknai Arti dari sebuah Pernikahan karena Allah SWT. Hal itu menjadi pelajaran besar bagi diriku pribadi, bahwa berjuang bersama itu lebih indah karena kita akan tahu susahnya melepaskan karena dari awal mereka bangun susahnya pertemuan yang berakhir indah.
Senyum yang mereka perlihatkan adalah bukti perjuangan cinta yang sebenarnya. akan indah jika moment itu dapat kita rasakan setelah kerikil tajam kita lalui.
Mungkin kita bertanya, apa hubungannya isi artikel ini dengan judulnya? dan inilah ceritaku,..
ada fenomena yang mebuatku sedikit canggung dan merasa sedikit sedih dan kecewa pada diri ini ketika kami semua berfoto-foto ria bersama pasangan mereka masing-masing,.. dan aku HANYA DI TEMANI SEPOTONG SEMANGKA!
#Selamat berbahagia sobat, perjuanganmu tak sia-sia! Adat tak bisa menghalangi niat baikmu!
Minggu, 19 Maret 2017
Waiting a miracle
Maafkan aku Zainuddin
Rabu, 30 November 2016
Kepompong
Berawal dari keterasingan, kumulai perjalananku hingga dapat di terima menjadi bagian dari mereka. Semua penuh proses panjang yang melelahkan dan berbuah manis nan indah. Siapa yang menyangka dari 'kamu' berganti menjadi 'kita' dan kini sebentar lagi akan menjadi 'kami'
Tapi semua masih dalam sebuah proses yg Inshaa Allah pasti! mudah-mudahan mimpi itu jadi nyata, biar Allah yang men-ridhoi dan kita menjalani, karena Butuh jutaan kali ulat merayap sebelum bisa terbang menjadi kupu-kupu.
Allah SWT tahu rencana setiap hambanya. Sekecil apapun itu, baik atau buruk. Apalagi jika rencana itu mengenai penyempurnaan Agama. Membuat sesuatu yang mengindikasikan haram menjadi sesuatu perbuatan Halal dan lumbung pahala jika kita mengerti makna dan hakekatnya.
Mudah-mudahan yang berawal dari 'KAMU' menjadi 'KITA' dan kini jadi 'KAMI' Terwujud dalam ikatan suci karena ALLAH SWT.
Di penghujung nanti Inshaa Allah HASIL tidak akan mengecewakan PROSES. :-)